Rabu, 10 Oktober 2018

Alumni ! Sumbangkan Alat Musik Kepada IKPB Cabang Yogyakarta

Yogyakarta - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta sepanjang Januari-Oktober 2018 diperkirakan telah memiliki alumni tambahan sebanyak kurang lebih 50 Alumni. Adanya tambahan alumni tersebut dikarenakan telah berakhirnya masa studi anggota IKPB Cabang Yogyakarta dan telah memperoleh berbagai macam gelar mulai dari jenjang D1-S2.

Hal tersebut diungkapkan oleh PJS Ketua IKPB Cabang Yogyakarta Angga, saat dimintai keterangan oleh biro Humas IKPB terkait data kelulusan mahasiwa asal Belitong tahun 2018 Januari hingga Oktober. "Pertanggal 1 Oktober 2018 IKPB Cabang Yogyakarta memiliki tambahan alumni kurang lebih 50 orang dari berbagai program studi dan jenjang pendidikan" Jelasnya.

Banyaknya tambahan alumni setiap tahunnya membuat IKPB sebagai sebuah organisasi kedaerahan di rasa perlu memiliki sebuah organisasi yang menaungi alumni terutama untuk lulusan baru (fresh graduate) hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Departemen Olahraga IKPB Cabang Yogyakarta yang merupakan salah satu dari sekian banyak alumni fresgraduate. "Kami sebagai lulusan baru merasakan perlu adanya rumah untuk bernaung, terutama bagi kami lulusan baru yang tentunya sedang mencari lapangan pekerjaan barangkali jika ada semacam badan musyawarah alumni kami bisa mendapatkan bimbingan, informasi dan arahan terkait dunia perkerjaan" Harap Dhenis.

Terkait dengan IKA Almuni ataupun Bamus Alumni PJS Ketua IKPB Jogja hanya memberikan komentar biasa, baginya itu adalah tanggung jawab bersama alumni. Sedangkan IKPB sebagai organisasi yang pernah digeluti alumni hanya bisa membantu terkait publikasi dan data lulusan-lusan fresh graduate. "Terkait dengan ikatan alumni itu adalah tanggung jawab bersama almuni, kami disini yang masih berstatus sebagai mahasiswa, sebagai pengurus IKPB hanya bisa memberikan bantuan yang bersifat publikasi dan data, karena pembentukan alumni tidak bisa dari top to down tapi harus memulai bersama-sama dari bawah dengan semangat dan cita-cita yang sama"  Jelasnya.

Angga juga mencontohkan seandainya ikatan alumni itu ada dan teroganisir dengan baik tentunya dapat meminimalisir terjadinya mis komunikasi yang sering terjadi antar alumni dan IKPB maupun antar instansi pemerintahan dengan IKPB. "Kalau ada ikatan alumni pastinya baik, biar nggak mis komunikasi kayak kemaren ada pentas gelar budaya lansia nasional yang diselenggarakan di Jogja dan diikuti oleh lansia dari Belitong, kita baru dikabari pas beberapa menit mau tampil akhirnya tidak banyak dari mahasiswa yang dapat menyaksikan kegiatan tersebut" Contohnya.

Namun terlepas dari itu semua ia mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada alumni yang selama menjadi mahasiwa berkontribusi aktif dalam IKPB. Bahkan setelah lulus masih memberikan kenang-kenangan untuk IKPB berupa barang yang disumbangkan kepada IKPB dan akan menjadi inventaris IKPB. "Kami berterimakasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada almuni yang selama kuliah telah ikut dalam IKPB bahkan setelah lulus masih memberikan cinderamata berupa alat musik, sekali lagi kami ucapkan terimakasih selamat menempuh dunia yang baru yaitu dunia kerja" Ucap Angga. (10/11)

IKPB Muda 2018 Ikuti Kegiatan Sosialisai Empat Pilar Bersama MPR RI


Yogyakarta - Minggu (7/10) Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Muda 2018 Cabang Yogyakarta mengikuti kegiatan sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara bersama MPR RI di Balai Desa Minomartani, Ngaglik, Sleman, DIY.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh sunshine community itu juga melakukan kegiatan donor darah yang berkerjasama dengan PMI Kota Yogyakarta. Para peserta diberikan materi empat pilar berbangsa dan bernegara oleh tiga orang narasumber yaitu Drs. Mohammad Toha selaku anggota DPR RI, kemudian H. Agus Sulistiyono S.E selaku anggota MPR RI perwakilan DIY dan yang terakhir oleh K.H Mustafid selaku Pimpinan Pondok Pesantren Aswaja Mlangi.

Ketiga narasumber memberikan materi tentang empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam kegiatan tersebut H. Agus Sulistiyono juga menyampaikan permohonan maaf wakil ketua MPR RI Muhaimin Iskandar (cak imin) yang berhalangan hadir dalam kegiatan tersebut. Namun meskipun cak imin tidak hadir kegiatan tersebut tetap berlangsung dengan khitmad. Selain itu dalam sambutannya H. Agus Sulistiyono juga menyapa peserta perwakilan dari IKPB Jogja. "alhamdulillah kegiatan ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari Belitung" Sambutnya.

Selain materi yang disampaikan narasumber para peserta juga disuguhi tarian dan kesenian nusantara yaitu tarian jawa yang dibawakan oleh sanggar Desa Minomartani dan kesenian khas Sulawesi Selatan yang dibawakan oleh Ikatan Mahasiswa Wajo. "Kami sangat antusias mengikuti kegiatan ini dapet tas sama sertifikat lagi" Tutur Risky salah satu peserta perwakilan dari IKPB Muda Yogyakarta.

Ketua PJS IKPB Cabang Yogyakarta Anugrah Agung Setiawan juga ikut hadir dalam kegiatan tersebut mendampingi peserta perwakilan IKPB yang diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi baru 2018 (IKPB Muda). "Tentunya kami sangat senang atas terselenggaranya kegiatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak panitia yang sudah mengundang kami untuk hadir disini" Jelasnya.


Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini akan lebih baik jika sering diadakan guna mengedukasi masyarakat dan mahasiswa sebagai warga negara. "Kami berharap kegiatan semacam ini sering dilakukan guna mengedukasi masyarakat dan mahasiswa tentang empat pilar berbangsa dan bernergara, sebagai mahasiswa wajib tahu karena mahasiswa adalah warga negara dan juga aden perubahan" Tuturnya.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa namun juga diikuti oleh masyarakat Desa Minomartani.

Rabu, 03 Oktober 2018

PENDAFTARAN CALON KETUA IKPB CABANG YOGYAKARTA MASA BAKTI 2018-2020 TELAH DIBUKA !




  A.    Pendahuluan
Sehubungan dengan akan berakhirnya masa kepengurusan IKPB Cabang Yogyakarta masa bakti 2016-2018 yang akan ditandai dengan pelaksanaan Laporan Pertanggungjawaban dan pemilihan ketua IKPB Cab. Yogyakarta. Untuk melanjutkan estafeta organisasi, IKPB Jogja membuka pendaftaran bagi mahasiwa-mahasiswa Belitong yang ada di Yogyakarta untuk mengabdikan diri menjadi Ketua IKPB Cabang Yogyakarta masa bakti 2018-2020 yang kemudian

Minggu, 01 Juli 2018

IKPB Jogja ! Tolak KIP Harus Libatkan Seluruh Stakeholder Yang Ada, Jangan Ada Yang Menjadi Silent Majority.


YOGYAKARTA - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta sebagai organisasi mahasiswa daerah bersama IKPB Cabang Se-Nusantara telah melakukan deklarasi penolakan terhadap Tambang Laut dan Kapal Isap Produksi (KIP) yang akan beroperasi di wilayah perairan Belitong.

Aksi penolakan tersebut dilakukan untuk menegaskan bahwa dari kalangan mahasiwa tidak setuju dengan masuknya tambang laut di dalam RZWP3K yang sedang dirancang oleh pemerintah kabupaten Belitung Timur dan provinsi kepulauan Bangka Belitung.

Pergerakan yang dilakukan mahasiwa murni atas kecintaan mereka kepada pulau Belitung. "Aksi yang kami lakukan atas dasar kecintaan terhadap Belitong" Ungkap PJS Ketua IKPB Jogja, Angga (23). Namun menurutnya pergerakan menolak Tambang laut dan kapal isap bukan hanya saja dari mahasiswa seharusnya melibatkan banyak pihak terutama masyarakat dan pemerintah. "Sebaiknya melibatkan seluruh stakeholder yang ada, terutama pemerintah dan masyarakat". Tuturnya.

Dalam pandangannya kalangan mahasiswa saja tidak cukup untuk melakukan penolakan karena mahasiswa hanya sebagaian kecil dari tatanan masyarakat yang ada. Serta perlu adanya semangat penolakan dari masyarakat karena dampak kurang baik dari tambang laut dan kapal isap akan dirasakan langsung oleh masyarakat terutama nelayan.

"Kami harapkan ada kesadaran masyarakat terhadap dampak kurang baik dari adanya kapal isap dan tambang laut" Jelasnya. Selain itu ia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang tetap bertahan untuk menghapus tambang laut dari RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Perairan dan Pulau-pulau Kecil) yang sedang dirancang.

"Kami juga mengapresiasi pemerintah kabupaten yang telah berjuang untuk mentiadakan tambang laut dari RZWP3K". Menurutnya langkah yang diambil pemerintah sudah tepat dan harus mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat dan seluruh pihak yang ada. Ia itu juga mengisyaratkan jangan ada yang menjadi Silent Majority.

"Kalau bisa jangan ada yang menjadi silent manjority, Mahasiswa sudah angkat bicara pemerintah juga sudah, tinggal menunggu suara dari masyarakat terutama nelayan, semua pihak harus mengungkapkan jangan diam saja" Turur Angga. Disamping itu seluruh mahasiswa yang tergabung di dalam IKPB tetap akan menyuarakan penolakan terhadap tambang laut baik itu melalui diskusi, kajian, studi lanjut dan aksi seperti yang sudah pernah dilakukan.

Minggu, 20 Mei 2018

250 Mahasiswa Ikuti Buka Puasa Bersama IKPB Cabang Yogyakarta

IKPB Jogja - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta melalui departemen kerohanian kembali menggelar kegiatan bukan puasa bersama yang dilaksanakan pada saat bulan suci ramadhan.

Kegiatan yang menjadi program kerja departemen kerohanian IKPB Jogja ini dihadiri oleh 250 Mahasiswa. Hal tersebut dipaparkan oleh Gevyn Neosaevae selaku ketua panitia pelaksana. "tahun ini alhamdulillah kegiatan ini kurang lebih diikuti 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan calon mahasiswa baru" tuturnya.

Selain dihadiri oleh mahasiswa kegiatan yang bertajuk "Menjalin Silaturahmi Dalam Upaya Meningkatkan Ukhwa Islamiah Intelektual Muda Belitong di Bulan Ramadhan". Juga dihadiri oleh ketua IKPB pusat yaitu saudara Agustari dan penasehat IKPB Jogja yaitu bapak Nazwar Chalidin Amar.

Kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan Qalam Ilahi kemudian sambutan dari ketua IKPB Jogja ceramah oleh ustad Dian dan diakhiri dengan buka puasa bersama serta sholat maghrib berjamaah. Dalam sambutannya ketua IKPB Jogja saudara Anugrah Agung Setiawan mengucapkan selamat datang kepada calon mahasiswa dan mahasiswi serta ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan tersebut.

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang sudah hadir, dan selamat datang bagi calon mahasiswa baru" Tuturnya. Selain itu beliau juga mengingatkan untuk tetap menjalin silaturahmi sesama Belitong sebagai mana dengan tema yang telah diusung panitia. "Tidak lupa pula kami ingatkan kepada kita semua untuk tetap menjaga tali silaturahmi atau ukhwah islamiah sesama kaum intelektual muda Belitong" Tegasnya. (19/5)

Sabtu, 05 Mei 2018

EMANSIPASI WANITA DALAM IKPB









Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta merupakan sebuah organisasi yang boleh dikatakan sudah cukup mapan. Jika yang dijadikan sebagai parameternya adalah usia organisasi. Mengingat pada tanggal 13 Mei 2018 mendatang IKPB sudah berusia 63 tahun.

IKPB sebagai sebuah organisasi mahasiswa yang berazaskan kedaerahan, memiliki anggota yang secara kuantitas dan kualitas sangat membanggakan. Sebagian diantara anggota IKPB juga aktif di dalam organisasi pergerakan maupun organisasi intra kampus. Bahkan tak jarang di antaranya berhasil menduduki jabatan-jabatan strategis seperti ketua, wakil, sekretaris jendral dll.

Selain itu keanggotaan dalam IKPB antar laki-laki dan perempuan hampir sama jumlahnya. Hal itu terlihat dari hasil sensus IKPB dan kegiatan-kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh IKPB. Tidak nampak kesenjangan kuantitas dan kualitas antar laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut dikarenakan di dalam IKPB sendiri tidak pernah ada daya upaya untuk mendiskrimasikan anggota dari kaum hawa. IKPB memandang semua anggota sama kedudukannya. Tanpa melihat gender-nya laki-laki atau perempuan. Negara tidak pernah membeda-bedakan hak dan kewajiban warga negara antar laki-laki dan perempuan. Seperti halnya kewajiban membayar pajak, wajib belajar 9 tahun dll. Begitupun di dalam ber-IKPB tidak ada jurang pembeda antar laki-laki dan perempuan. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anggota seperti yang tertuang di dalam AD dan ART IKPB.

Oleh karena itulah IKPB memiliki anggota yang nyaris sama kuantitasnya antar laki-laki dan perempuan. Dalam struktur kepengurusan IKPB juga jelas terlihat keseimbangan kuantitas laki-laki dan perempuan. Kesetaraan atau keseimbangan antara laki-laki dan perempuan di dalam IKPB sebetulnya tidak hanya secara kuantitas melainkan juga secara kualitas.

Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa jabatan-jabatan strategis di IKPB diisi oleh kaum hawa. Seperti jabatan sebagai ketua IKPB ataupun kepala-kepala divisi mampu diemban dengan baik oleh kaum hawa di dalam IKPB itu sendiri. Sebagai contoh seperti pada IKPB Cabang Semarang yang saat ini ketuanya adalah perempuan yaitu saudari Ifna yang juga merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Hal tersebut membuktikan bahwa kaum hawa juga mampu meraih dan mengemban amanah dengan baik ketika berada dalam jabatan strategis di dalam IKPB. Dalam Negara yaitu Indonesia sendiri, saat ini kaum hawa ada yang menduduki jabatan-jabatan strategis seperti menjadi menteri atau duta besar. Bahkan di Indonesia sendiri sudah pernah di pimpin oleh seorang presiden perempuan. Selain itu juga ada yang atas perjuangannya dan kegigihannya dalam menumbuh kembangkan emansipasi wanita dikemudian hari diangkat oleh Negara menjadi tokoh pahlawan nasional. Seperti R.A Kartini yang terkenal dengan emansipasi wanitanya serta buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Emansipasi wanita yang ditumbuh kembangkan oleh R.A Kartini sejak dahulu melalui buku fenomenalnya yang terbit pada tahun 1911 itu. Hingga kini merasuki jiwa-jiwa perempuan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi, menjadi Kartini jaman now. Termasuk perempuan-perempuan atau mahasiswi-mahasiwi di dalam IKPB ikut tersulut semangat emansipasi Kartini.

Terwujudnya emansipasi wanita dalam IKPB seperti saat ini, dikarenakan atas kesadaran, kemauan, dan kebulatan tekat dari Kartini-Kartini di IKPB untuk menjadi insani yang lebih baik lagi dengan semangat emansipasi. Hadirnya sosok kartini di dalam IKPB juga dapat dijadikan motivasi khususnya bagi pelajar puteri di pulau Belitong dan mahasiswi asal pulau Belitong pada umumnya.

Yogyakarta, 7 April 2018

Kamis, 05 April 2018

Pendaftaran Magang (intership) IKPB Jogja 2018

Pendahuluan
Ikatan Keluarga Pelajar Belitong Cabang Yogyakarta (IKPB Yogyakarta) membuka kesempatan bagi mahasiswa Belitong di Yogayakarta dari semua Universitas dan semua Prodi angkatan 2016 dan 2017 untuk berkontribusi langsung bersama IKPB Yogyakarta dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai organisasi daerah dalam mewadahi aspirasi, minat dan bakat mahasiswa Belitong di Yogyakarta. 
Melalui program Magang (Intership) ini, diharapkan bermunculan generasi-generasi mahasiswa berikutnya yang siap untuk meneruskan estafeta perjuangan IKPB Yogyakarta sekaligus muncul pula bibit-bibit pemimpin IKPB kedepan. Peserta akan diikutsertakan dalam setiap aktifitas pengurus IKPB sesuai

Jumat, 16 Maret 2018

Desentralisasi IKPB Melalui Penambahan Pasal Komisariat


Desentralisasi IKPB Melalui Penambahan Pasal Komisariat



Oleh : Anugrah Agung Setiawan

Ikatan keluarga Pelajar Belitong (IKPB) dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ke XV yang diselenggarakan di Gedung SKB Kabupaten Belitung pada 27-29 Januari 2018 silam.  Semakin memperkuat dan mempertegas AD/ART, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya lahir pasal-pasal baru penambahan ayat disana-sini sebagai penguat dari apa yang sudah ada sebelumnya. Ketimbang menghapus peserta MUNAS ke XV memang lebih banyak melakukan revisi-revisi berupa penguatan dan penegasan terhadap beberapa point, ayat, pasal dan Bab yang sudah tercantum sebelumnya.
                  
Sebagai salah satu contoh di dalam AD/ART IKPB sudah lama termaktub perihal tentang kewenangan cabang membentuk ranting/sektor. Akan tetapi tidak ada lagi ayat yang secara khusus membahas tentang pembentukan ranting/sektor. Selain itu juga AD/ART hasil MUNAS ke XIV di Camping Ground Bukit Pangkuan juga belum sepakat dalam penyebutan ranting atau sektor hal tersebut terlihat masih tertulisnya ranting/sektor pada point F ayat 3 pasal 13. Sudah barang tentu ketidak sepakatan itu akan melahirkan perbedaan penyebutan disetiap cabang ada yang menggunakan istilah ranting dan adapula yang menggunakan istilah sektor.

Walaupun merunut penasihat IKPB Cabang Yogyakarta bahwa kata yang sebelumnya digunakan ialah “komisariat” karena pada masa itu IKPB merujuk pada sebuah organisasi yang juga menggunakan istilah “komisariat” dan hal tersebut sudah menjadi pakem di dalam IKPB. Barangkali mungkin pada MUNAS ke XIV terjadi sedikit kekeliruan dalam menentukan istilah apa yang akan dipergunakan sektor/ranting/komisariat. Sehingga lahirlah kata Sektor/ranting. Walaupun juga, pada cabang Jogja kata sektor lebih familiar pada masa jabatan Eky Fereza mungkin untuk mengetahui asal muasal dan asbab musabab penggunaan kata sektor/ranting dapat diklarifikasi langsung kepada pelaku sejarah yang terlibat kala itu.

Oleh karena itu dalam Musyawarah Nasional ke XV disepakati untuk hanya mencantumkan kata komisariat saja yang dinilai sudah lebih dulu pakem digunakan selama berpuluh-puluh tahun dalam IKPB menurut keterangan salah seorang penasehat IKPB. Hal tersebut juga diharapkan dapat memberikan keseragaman antar cabang yang ada. Supaya tidak ada perbedaan antar cabang yang satu dengan cabang yang lain dalam penyebutan komisariat. Selain itu hal yang paling fundamental ialah guna mencegah multitafsir yang mungkin saja terjadi apabila kata sektor/komisariat tidak dihilangkan salah satu.

Kesepakatan untuk menetapkan penggunaan kata komisariat dalam AD/ART MUNAS ke XV juga diiringi dengan penambahan beberapa pasal tentang komisariat mulai dari penambahan pasal tentang struktur kepemimpinan komisariat dan struktur kekuasaan komisariat hingga penambahan ayat atau pun point yang terdapat di dalam pasal tambahan. Secara tidak langsung hadirnya pasal-pasal baru tersebut membuat IKPB menjadi terdesentralisasi. Awalnya perihal tentang komisariat hanya tercantum dalam point F ayat 3 pasal 13 kini dengan adanya penambahan pasal khusus membahas tentang komisariat menjadikan keberadan komisariat lebih terlihat dan tidak abu-abu seperti sebelumnya.

Walaupun pada AD/ART Hasil Munas ke XV bunyi point F ayat 3 pasal 13 masih sama menyebutkan bahwa Cabang memiliki wewenang membentuk komisariat jika diperlukan. Hanya berubah pada kata “komisariat” saja karena pada  AD/ART Hasil Munas ke XIV berbunyi “ranting/sektor”.

Namun perubahan tersebut tentunya menjadi angin segar bagi mahasiswa dan mahasiswi Belitong yang menimba ilmu di kota-kota ataupun wilayah-wilayah yang belum terjamah oleh IKPB. Dengan keberadaan ayat dan pasal tentang komisariat kini memungkinkan mahasiswa dan mahasiswi yang jauh dari pusat ataupun cabang untuk bisa berIKPB.

Sebagai contoh kita ambil saja mahasiswa dan mahasiswi Belitong yang ada di kota Surakarta. Meskipun sejak dulu sudah ada mahasiswa dan mahasiswi yang menimba ilmu disana akan tetapi hingga 2018 belum pernah berdiri ataupun terbentuk IKPB di wilayah tersebut (Surakarta). Oleh karena itulah kini kesempatan untuk ber-IKPB terbuka lebar bagi mahasiswa dan mahasiwi Belitong di Surakarta. Sekarang tinggal bagaimana tindak lanjut dan semangat dalam melahirkan dan membangun IKPB di tanah Surakarta.

Hal yang paling utama ialah komitmen, komitmen yang dimaksudkan disini ialah bukan hanya sekedar ucapan kata komitmen melainkan realisasi dari kata komitmen itu sendiri. Ketika IKPB sudah terlahir dan berdiri di Surakarta (misalnya) maka tidak boleh berhenti di tengah jalan atau mati suri atau mungkin mati tanpa meninggalkan jejak. Seperti yang sudah pernah terjadi di beberapa daerah seperti di Kalimantan, Lampung dan Padang.

Tentunya hal semacam itu tidak boleh lagi terjadi dan terulang kembali. Artinya desentralisasi IKPB berupa komisariat juga membutuhkan tekat dan keyakinan yang kuat dari daerah/wilayah bakal calon komisariat. Karena aturan itu dibuat dan dibahas semalam suntuk bukan untuk dipermainkan dan dikesampingkan melainkan untuk ditaati dan dipergunakan dengan sebaik mungkin.

Lahirnya keputusan untuk melakukan desentralisasi IKPB hingga ke akar rumput tersebut merupakan harapan supaya semangat berIKPB tidak hanya dimiliki mahasiwa/mahasiswi  Belitong di Bandung, Bangka, Belitong, Bogor, Jakarta, Palembang, Semarang, dan Yogyakarta. Melainkan juga bisa dirasakan dan miliki oleh mahasiswa/mahasiwi yang berada di kota-kota kecil dan wilayah/daerah yang belum terjamah oleh IKPB seperti Cimahi, Purwakarta, Surakarta, Purwokerto, Magelang, Malang, Surabaya Dll.

Semoga dengan lahirnya kebijakan desentralisasi IKPB hingga tingkat komisariat dapat dipergunakan dan dijaga sebaik mungkin dan jangan sekali-kali dilalaikan. Selain itu apabila nantinya bisa terealisasi IKPB pada tingkatan komisariat supaya tidak melampaui kekuasan tugas dan wewenang dari cabang dan pusat. Mungkin kiranya butuh satu lagi pemahaman apabila telah terwujudnya komisariat supaya hadirnya komisariat lebih berfokus mendukung program-program cabang dan tidak membuat program kerja yang memberatkan dan melampaui tugas dan wewenang sebagai komisariat.

Selain itu pengawasan dan pembinaan harus tetap diberikan oleh cabang-cabang yang menaungi komisariat. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman ataupun kegagalan dalam berkomunikasi. Kiranya antara pusat, cabang dan komisariat harus dapat membangun sinergisitas berupa intergrasi dan inerkoneksi. Melakukan garis-garis komando ataupun garis-garis koordinasi. Komisariat yang berada di level paling bawah berkomunikasi dengan cabang yang berada di tengah antar pusat dan komisariat dan menerima instruksi ataupun perintah yang diamanahkan cabang. Begitu pula cabang melakukan koordinasi dengan pusat dan menerima, menjalankan serta meneruskan instruksi yang diberikan oleh pusat sebagai level tertinggi dalam struktur kekuasaan dan struktur kepemimpinan seperti yang sudah diatur dalam AD dan ART hasil Musyawarah Nasional ke XV di Gedung SKB Belitung 2018.

IKPB Jogja Gelar Serah Terima Jabatan Ketua PJS.


YOGYAKARTA - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta melakukan serah terima jabatan pada ketua Penanggung Jawab Sementara (PJS). Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu, 3 Maret 2018 di Asrama Betiong.

Serah terima jabatan tersebut dilakukan setelah terpilihnya ketua IKPB Jogja periode 2016/2018 saudara Agustari sebagai Ketua IKPB Pusat periode 2018/2020. Adapaun yang menjadi penanggung jawab sementara IKPB Jogja ialah Sdr. Anugrah Agung Setiawan atau lebih dikenal dengan panggilan Angga.

Dengan adanya serah terima jabatan  tersebut maka hingga tanggal ditetapkan saudara Angga bertugas menjadi pimpinan tertinggi di dalam struktur kepengurusan IKPB Jogja hingga berkahirnya kepengurusan pada Oktober 2018 mendatang. Angga sendiri sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua IKPB Cabang Yogyakarta. Sehingga dengan terpilihnya Agustari sebagai ketua pusat maka secara otomatis wakil yang akan naik menggantikan posisi ketua.

IKPB Jogja Melakukan Penggalangan Dana Untuk Korban Banjir Bangka Barat



YOGYAKARTA - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta. Melakukan penggalangan dana untuk korban banjir di Muntok, Bangka Barat. Kegiatan penggalangan dana tersebut berlangsung selama pada 16,17,18 Maret 2018.

Dalam kegiatan ini IKPB Jogja berkerjasama dengan ISBA, Forkrevmah, Aspuri dan paguyuban mahasiswa Bangka Barat. "Kegiatan ini sudah dimulai sejak tadi malam, Alhamdulillah dapet 1 juta untuk malam ini" Tutur Angga selaku PJS IKPB Jogja.

Selanjutnya kegiatan penggalangan dana tersebut akan dilaksanakan pada sabtu malam dan minggu pagi. "Kami menggalang dana dengan cara mengamen" jelasnya. Selain itu ia mengharapkan kehadiran dan partisipasi dari semua mahasiswa Bangka belitung yang ada di Yogyakarta terutama dari IKPB.

Untuk sabtu malam kegiatan ini akan dipusatkan disekitar jalan solo dan pada minggu pagi di sunmor UGM (sunday morning). Semoga hasil yang didapatkan dapat meringankan beban yang ditanggung oleh korban banjir di Muntok.

Rabu, 10 Januari 2018

Program Kerja Organisasi Sebagai Pengembangan SDM, Bukan Untuk Komersialisasi !

Oleh :

Mahasiswa FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


IKPB Cabang Yogyakarta - Secara etimologi organisasi berasal dari bahasa Yunani ὄργανονorganon yang berarti Alat. Jika merujuk pada definisi tersebut organisasi ialah sebuah alat. Alat untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati sebelumnya. Tujuan yang telah dibicarakan dan dibahas untuk menentukan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) mau dibawa kemana organisasi ini setelah dibentuk nantinya ? begitulah kiranya pertanyaan yang mencul ketika kita mendrikikan sebuah organisasi.

Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) yang telah berdiri sejak tahun 1955 terus mengalami pergerakan dan pertumbuhan mengikuti perkembangan zaman sebagai tanda bahwa organisasi kemahasiswan yang berorientasi kedaerahan tersebut masih hidup dan tetap tumbuh menjadi sebuah organisasi yang maju dan matang di usianya yang ke 63 tahun pada 13 Mei 2018 mendatang.

IKPB Cabang Yogyakarta kini memiliki dua program kerja berupa lembaga yang menekankan pada minat yang disusun untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia (SDM). Lembaga dari hasil program kerja yang dimaksud ialah Epistemologi dan Sanggar Seroja. Sedangkan SDM yang dimaksud ialah mahasiswa Belitong (anggota IKPB) yang menimba ilmu di Yogyakarta tanpa terkecuali. Lembaga tersebut juga dijadikan sebagai sebuah sarana atau media belajar untuk mengasah minat, bakat dan potensi setiap anggota IKPB.

Misalnya Epistemologi yang berada dalam pimpinan  Inggrit Panji Santosa dijadikan sebagai tempat untuk menumpahkan buah pikiran hasil dari membaca, menulis dan berdikusi sebagaimana seharusnya seorang kaum intelektual. Epsitemologi didirikan dengan tujuan mewadahi anggota yang ingin berekspresi melalui sebuah pemikiran yang dituangkan dalam tulisan kemudian mendiskusikannya dan mendapatkan sebuah manfaat berupa ilmu dan pengetahuan yang baik tentunya.

Sama halnya dengan Sanggar Seroja yang berada dibawah Departemen Seni dan Budaya yang juga memiliki tujuan yang sama dengan adanya Epistemologi yaitu untuk mengasah minat, bakat dan potensi anggota IKPB. Setiap lembaga atau program kerja yang berada dalam payung IKPB tentunya memiliki tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia. Tidak sedikitpun untuk tujuan ataupun kepentingan politis dan komersialis.

Mengingat IKPB sebagai sebuah organisasi mahasiswa kedaerahan yang tidak berafiliasi pada pihak manapun entah itu pemerintah, swasta atau partai politik manapun. IKPB sebagai organisasi kemahasiswaan berdiri sendiri dengan gagah berani menjunjung tinggi asas kemandirian dalam berkerja. Begitupula dengan program kerja yang dihasilkan oleh IKPB semata-mata hanya untuk tujuan pengembangan SDM dan  tidak untuk komersialisasi baik itu Sanggar, Epistemologi, Makrab, Gebyar, Sosialisasi dan lain-lain.

Artinya jika ada salah satu dari hasil program kerja IKPB yang mencoba untuk mendapatkan keutungan berupa pundi-pundi rupiah dari serangkaian kegiatan yang digunakan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok atau golongan tertentu. Maka, hal tersebut termasuk dalam usaha mengkomersialisasikan sebuah program kerja yang bertentangan dengan AD ART organisasi serta Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO).

Hal semacam ini perlu diketahui dan dipahami bersama baik itu oleh pengurus maupun anggota IKPB. Mengingat hal semacam itu dapat menodai nama baik IKPB sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan yang terbentuk dan dibentuk dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa.

Fungsi preventif sangat perlu dilakukan guna mencegah hal semacam itu terjadi pada organisasi yang kita cintai ini. Selain fungsi preventif usaha lain yang perlu dilakukan ialah peningkatan koordinasi antar pengurus dan pelaksana program kerja guna terciptanya kesuksesan program kerja dan terhindar dari sebuah kecelakaan kerja ataupun kegagalan program kerja.
Yogyakarta, 10 Januari 2018



Anugrah Agung Setiawan