Minggu, 20 Mei 2018

250 Mahasiswa Ikuti Buka Puasa Bersama IKPB Cabang Yogyakarta

IKPB Jogja - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta melalui departemen kerohanian kembali menggelar kegiatan bukan puasa bersama yang dilaksanakan pada saat bulan suci ramadhan.

Kegiatan yang menjadi program kerja departemen kerohanian IKPB Jogja ini dihadiri oleh 250 Mahasiswa. Hal tersebut dipaparkan oleh Gevyn Neosaevae selaku ketua panitia pelaksana. "tahun ini alhamdulillah kegiatan ini kurang lebih diikuti 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan calon mahasiswa baru" tuturnya.

Selain dihadiri oleh mahasiswa kegiatan yang bertajuk "Menjalin Silaturahmi Dalam Upaya Meningkatkan Ukhwa Islamiah Intelektual Muda Belitong di Bulan Ramadhan". Juga dihadiri oleh ketua IKPB pusat yaitu saudara Agustari dan penasehat IKPB Jogja yaitu bapak Nazwar Chalidin Amar.

Kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan Qalam Ilahi kemudian sambutan dari ketua IKPB Jogja ceramah oleh ustad Dian dan diakhiri dengan buka puasa bersama serta sholat maghrib berjamaah. Dalam sambutannya ketua IKPB Jogja saudara Anugrah Agung Setiawan mengucapkan selamat datang kepada calon mahasiswa dan mahasiswi serta ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan tersebut.

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang sudah hadir, dan selamat datang bagi calon mahasiswa baru" Tuturnya. Selain itu beliau juga mengingatkan untuk tetap menjalin silaturahmi sesama Belitong sebagai mana dengan tema yang telah diusung panitia. "Tidak lupa pula kami ingatkan kepada kita semua untuk tetap menjaga tali silaturahmi atau ukhwah islamiah sesama kaum intelektual muda Belitong" Tegasnya. (19/5)

Sabtu, 05 Mei 2018

EMANSIPASI WANITA DALAM IKPB









Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Cabang Yogyakarta merupakan sebuah organisasi yang boleh dikatakan sudah cukup mapan. Jika yang dijadikan sebagai parameternya adalah usia organisasi. Mengingat pada tanggal 13 Mei 2018 mendatang IKPB sudah berusia 63 tahun.

IKPB sebagai sebuah organisasi mahasiswa yang berazaskan kedaerahan, memiliki anggota yang secara kuantitas dan kualitas sangat membanggakan. Sebagian diantara anggota IKPB juga aktif di dalam organisasi pergerakan maupun organisasi intra kampus. Bahkan tak jarang di antaranya berhasil menduduki jabatan-jabatan strategis seperti ketua, wakil, sekretaris jendral dll.

Selain itu keanggotaan dalam IKPB antar laki-laki dan perempuan hampir sama jumlahnya. Hal itu terlihat dari hasil sensus IKPB dan kegiatan-kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh IKPB. Tidak nampak kesenjangan kuantitas dan kualitas antar laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut dikarenakan di dalam IKPB sendiri tidak pernah ada daya upaya untuk mendiskrimasikan anggota dari kaum hawa. IKPB memandang semua anggota sama kedudukannya. Tanpa melihat gender-nya laki-laki atau perempuan. Negara tidak pernah membeda-bedakan hak dan kewajiban warga negara antar laki-laki dan perempuan. Seperti halnya kewajiban membayar pajak, wajib belajar 9 tahun dll. Begitupun di dalam ber-IKPB tidak ada jurang pembeda antar laki-laki dan perempuan. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anggota seperti yang tertuang di dalam AD dan ART IKPB.

Oleh karena itulah IKPB memiliki anggota yang nyaris sama kuantitasnya antar laki-laki dan perempuan. Dalam struktur kepengurusan IKPB juga jelas terlihat keseimbangan kuantitas laki-laki dan perempuan. Kesetaraan atau keseimbangan antara laki-laki dan perempuan di dalam IKPB sebetulnya tidak hanya secara kuantitas melainkan juga secara kualitas.

Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa jabatan-jabatan strategis di IKPB diisi oleh kaum hawa. Seperti jabatan sebagai ketua IKPB ataupun kepala-kepala divisi mampu diemban dengan baik oleh kaum hawa di dalam IKPB itu sendiri. Sebagai contoh seperti pada IKPB Cabang Semarang yang saat ini ketuanya adalah perempuan yaitu saudari Ifna yang juga merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Hal tersebut membuktikan bahwa kaum hawa juga mampu meraih dan mengemban amanah dengan baik ketika berada dalam jabatan strategis di dalam IKPB. Dalam Negara yaitu Indonesia sendiri, saat ini kaum hawa ada yang menduduki jabatan-jabatan strategis seperti menjadi menteri atau duta besar. Bahkan di Indonesia sendiri sudah pernah di pimpin oleh seorang presiden perempuan. Selain itu juga ada yang atas perjuangannya dan kegigihannya dalam menumbuh kembangkan emansipasi wanita dikemudian hari diangkat oleh Negara menjadi tokoh pahlawan nasional. Seperti R.A Kartini yang terkenal dengan emansipasi wanitanya serta buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Emansipasi wanita yang ditumbuh kembangkan oleh R.A Kartini sejak dahulu melalui buku fenomenalnya yang terbit pada tahun 1911 itu. Hingga kini merasuki jiwa-jiwa perempuan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi, menjadi Kartini jaman now. Termasuk perempuan-perempuan atau mahasiswi-mahasiwi di dalam IKPB ikut tersulut semangat emansipasi Kartini.

Terwujudnya emansipasi wanita dalam IKPB seperti saat ini, dikarenakan atas kesadaran, kemauan, dan kebulatan tekat dari Kartini-Kartini di IKPB untuk menjadi insani yang lebih baik lagi dengan semangat emansipasi. Hadirnya sosok kartini di dalam IKPB juga dapat dijadikan motivasi khususnya bagi pelajar puteri di pulau Belitong dan mahasiswi asal pulau Belitong pada umumnya.

Yogyakarta, 7 April 2018